Minggu, 17 April 2016

TUGAS BAHASA INDONESIA 2

Tugas Rangkuman Softskill
Bahasa Indonesia 2
Dosen           : Sangsang Sangabakti
Nama/NPM    : Claudy Nindy/11113957
Kelas             : 3KA09
Penyusunan Karya Tulis Ilmiah

Pengertian Karya Tulis Ilmiah
Karya tulis ilmiah merupakan perwujudan kegiatan ilmiah yang dikomunikasikan lewat bahasa tulisan. Karya tulis ilmiah adalah karangan atau karya tulis yang menyajikan fakta dan ditulis dengan menggunakan metode penulisan yang baku.
Hal-hal yang harus ada dalam karya ilmiah antara lain :
1.        Karya tulis ilmiah memuat gagasan ilmiah lewat pikiran dan alur pikiran. Keindahan karya tulis ilmiah terletak pada bangun pikir dengan unsur-unsur yang menyangganya. Kerangka pemikiran dituangkan dalam sistematika dan notasi.
2.         Karya tulis ilmiah terdiri dari unsur-unsur : kata, angka, tabel, dan gambar, yang tersusun mendukung  kerangka pemikiran yang teratur.
3.      Karya tulis ilmiah harus mampu mengekspresikan asas-asas yang terkandung dalam hakikat ilmu dengan mengindahkan kaidah-kaidah kebahasaan.
4.         Karya tulis ilmiah terdiri dari serangkaian narasi (penceritaan), eksposisi (paparan), deskripsi (lukisan) dan argumentasi (alasan).

Karya ilmiah adalah suatu karya tulis yang membahas suatu permasalahan. Pembahasan dilakukan berdasarkan penyelidikan, pengamatan, pengumpulan data yang didapat dari suatu penelitian.
Karya tulis ilmiah harus memiliki gagasan ilmiah bahwa dalam tulisan tersebut harus memiliki permasalahan dan pemecahan masalah yang menggunakan suatu alur pemikiran dalam pemecahan masalah. Alur pemikiran tersebut tertuang dalam metode penelitian. Metode penelitian ilmiah pada hakikatnya merupakan operasionalisasi dari metode keilmuan. Dengan kata lain bahwa struktur berpikir yang melatarbelakangi langkah-langkah dalam penelitian ilmiah adalah metode keilmuan.
Dari berbagai macam bentuk karya tulis ilmiah, karya tulis ilmiah memiliki persyaratan khusus. Persyaratan karya tulis ilmiah adalah:
a.Karya tulis ilmiah menyajikan fakta objektif secara sistematis atau menyajikan aplikasi hukum alam pada      situasi spesifik.
b.Karya tulis ilmiah ditulis secara cermat, tepat, benar, jujur dan tidak bersifat terkaan. Dalam pengertian jujur terkandung sikap etik penulis ilmiah yakni mencantukan rujukan dan kutipan yang jelas.
c.Karya tulis ilmiah disusun secara sistematis setiap langkah direncanakan secara terkendali, konseptual dan prosedural.
d.Karya tulis ilmiah menyajikan rangkaian sebab-akibat dengan pemahaman dan alasan yang indusif yang mendorong pembaca untuk menarik kesimpulan.
e.Karya tulis ilmiah mengandung pandangan yang disertai dukungan dan pembuktian berdasarkan suatu hipotesis
f.Karya tulis ilmiah hanya mengandung kebenaran faktual sehingga tidak akan memancing pertanyaan yang bernada keraguan. Penulis karya ilmiah tidak boleh memanipulasi fakta, serta tidak bersifat ambisius dan berprasangka, penyajian tidak boleh bersifat emotif.
Berdasarkan uraian di atas, maka dalam menulis karya ilmiah memerlukan persiapan yang dapat dibantu dengan menyusun kerangka tulisan. Di samping itu, karya tulis ilmiah harus menaati format yang berlaku.
Ciri – Ciri Karya Tulis Ilmiah


Dalam karya ilmiah ada 4 aspek yang menjadi karakteristik utamanya, yaitu :
a. struktur sajian
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan simpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.

b. komponen dan substansi
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.

c. sikap penulis
Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.

d. penggunaan bahasa
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata/istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.

e. Objektif.
Keobjektifan ini menampak pada setiap fakta dan data yang diungkapkan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak dimanipulasi. Juga, setiap pernyataan atau simpulan yang disampaikan berdasarkan bukti-bukti yang bisa dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, siapa pun dapat mengecek kebenaran dan keabsahanya.

f. Netral.
Kenetralan ini bisa terlihat pada setiap pernyataan atau penilaian bebas dari kepentingan-kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi maupun kelompok. Oleh karena itu, pernyataan-pernyataan yang bersifat ‘mengajak’, ‘membujuk’, atau ‘mempengaruhi’ pembaca dihindarkan.

g. Sistematis.
Uraian yang terdapat pada karya ilmiah dikatakan sistematis apabila mengikuti pola pengembangan tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi, kausalitas, dan sebagainya. Dengan cara demkian, pembaca akan bisa mengikutinya dengan mudah alur uraiannya.

h. Logis.
Kelogisan ini bisa dilihat dari pola nalar yang digunakannya, pola nalar induktif atau deduktif. Kalau bermaksud menyimpulkan suatu fakta atau data digunakan pola induktif; sebaliknya, kalau bermaksud membuktikan suatu teori atau hipotesis digunakan pola deduktif.

i. Menyajikan fakta (bukan emosi atau perasaan).
Setiap pernyataan, uraian, atau simpulan dalam karya ilmiah harus faktual, yaitu menyajikan fakta. Oleh karena itu, pernyataan atau ungkapan yang emosional (menggebu-gebu seperti orang berkampanye, perasaan sedih seperti orang berkabung, perasaan senang seperti orang mendapatkan hadiah, dan perasaan marah seperti orang bertengkar) hendaknya dihindarkan.

j. Bersifat kritis dan analitis

k. Memuat konsep dan teori

l. Menggunakan istilah dengan tepat dan definisi yang uniform.

m. Rasional


Jenis atau Macam Karya Tulis Ilmiah

Karya tulis ilmiah dapat dilihat dari bentuk penyajian (bahasa) dan kajiannya. Dari segi bentuk penyajiannya, sebagian karya tulis ilmiah memang disajikan ilmiah teknis yang umumnya dipahami oleh kalangan tertentu. Karya tulis seperti ini disebut karya tulis ilmiah akademis atau pendidikan. Biasanya karya tulis seperti ini dimaksudkan untuk kepentingan akademis. Sebagian lagi ditulis untuk kepentingan publikasi yang dapat dipahami oleh banyak orang. Karya tulis ini tidak terlalu banyak menggunakan istilah teknis dan menggunakan bahasa yang familiar dan populer. Karya tulis ilmiah semacam ini disebut karya tulils ilmiah populer. Sedangkan dari segi kajiannya, karya tulis ilmiah dapat diangkat dari penelitian ilmiah yang dilakukan. Tetapi sebagian lagi tidak berasal dari penelitian ilmiah,tetapi hanya gagasan konseptual atau  telaah   kritis.



A. MAKALAH

Makalah merupakan salah satu jenis karya tulis ilmiah yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kegiatan perkuliahan makalah sering sekali digunakan. Makalah, dalam tradisi akademik, adalah karya ilmuwan atau mahasiswa yang sifatnya paling ‘soft’ dari jenis karya ilmiah lainnya. Sekalipun, bobot akademik atau bahasan keilmuannya, adakalanya lebih tinggi. Misalnya, makalah yang dibuat oleh ilmuwan dibanding skripsi mahasiswa. Makalah mahasiswa lebih kepada memenuhi tugas-tugas pekuliahan. Karena itu, aturannya  tidak  seketad  makalah  para  ahli.  Bisa jadi dibuat berdasarkan hasil bacaan tanpa menandemnya dengan kenyataan lapangan. Makalah lazim dibuat berdasrakan kenyatan dan kemudian ditandemkan dengan tarikan teoritis; mengabungkan cara pikir deduktif-induktif  atau  sebaliknya. Makalah adalah karya tulis (ilmiah) paling sederhana. Dilihat dari cara berpikir, makalah dapat dibedakan menjadi dua macam : makalah hasil berpikir deduktif dan makalah hasil berpikir induktif. Makalah hasil berpikir deduktif membahas masalah atas dasar kajian teori tertentu. Dengan kata lain makalah jenis ini menerapkan teori tertentu untuk memecahkan masalah yang dipilihnya. Jika Anda menulis makalah jenis ini, maka kita harus berangkat dari teori tertentu dan menerapkan dalam pembahasan masalah. Hal itu berbeda dengan  makalah  hasil  berpikir  induktif.  Makalah  jenis  ini  membahas masalah  dengan  menyajikan  deskripsi  gejala, fakta  dan  data  dari  pengamatan  di lapangan.  Gejala  fakta  dan  data  tersebut  diperbincangkan  sesuai  masalah  yang  dipilih, kemudian  disimpulkan.  Simpulan  itu  kemudian  dibandingkan  dengan  teori  yang  relevan. Jadi makalah induktif diawali oleh pengamatan empiris, pembahasan hasil pengamatan,  penarikan  simpulan,  dilanjutkan  dengan   pembandingan dengan teori yang relevan.


Contoh :


Dari pengalaman proses belajar mengajar di kelas, Anda mencatat bahwa pujian yang Anda berikan kepada siswa atas belajar mereka ternyata mengubah perilaku dan sikap mereka terhadap mata pelajaran bahasa Indonesia. Siswa lebih antusias dan semangat dalam belajar bahasa Indonesia dan akhirnya hasil belajar pun semakin meningkat. Segala data, fakta, dan gejala yang berkaitan dengan pemberian pujian dan segala akibatnya anda catat. Kemudian dalam penulisan makalah Anda menggunakan data, fakta tersebut untuk membahas pengefektifan pengajaran bahasa Indonesia dengan pemberian pujia. Anda berkesimpulan bahwa pujian dapat meningkatkan efektifias pembelajaran bahasa. Simpulan itu kemudian diperbandingkan (baca : didiskusikan) dengan teori pembelajaran yang mengatakan bahwa pemberian pujian diperlukan untuk meningkatkan kemahiran bahasa si pembelajar.


B. SKRIPSI

Skripsi  adalah  karya  tulis  (ilmiah)  mahasiswa  untuk  melengkapi  syarat  mendapatkan gelar sarjana (S1). Bobotnya 6 satuan kredit semster (SKS) dan dalam pengerjakannya dibantu dosen pembimbing. Dosen pembimbing berperan ‘mengawal’ dari awal sampai akhir hingga mahasiswa mampu mengerjakan dan mempertahankannya pada ujian skripsi.


C. TESIS

Tesis  mempunyai  tingkat  pembahasan  lebih  dalam daripada skripsi. Pernyataan-pernyataan dan teori dalam tesis didukung oleh argumen-argumen yang lebih kuat, jika dibandingkan dengan skripsi. Tesis ditulis dengan bimbingan seorang dosen senior yang bertangungjawab dalam   bidang studi    tertentu. Tesis berasal dari kata Thesis berarti pernyataan atau kesimpulan teoretis yang diajukan serta ditunjang oleh argumentasi ilmiah dan referensi-referensi yang diakui secara ilmiah, yang dibuat oleh seorang kandidat Magister. Tesis disusun oleh kandidat Magister secara mandiri pada akhir masa studi dan merupakan salah satu syarat   mencapai gelar Magister. Tesis atau Master Thesis ditulis bersandar pada metodologi; metodologi penelitian dan metodologi penulisan. Standarnya digantungkan pada institusi, terutama pembimbing. Dengan bantuan pembimbing, mahasiswa merencanakan (masalah), melaksanakan; menggunakan instrumen, mengumpulkan  dan  menjajikan  data,  menganalisis,  sampai  mengambil kesimpulan dan rekomendasi. Dalam penulisannya dituntut kemampuan dalam  menggunakan istilah tehnis; dari istilah sampai tabel, dari abstrak sampai bibliografi.  Artinya,  kemampuan  mandiri  sekalipun  dipandu  dosen  pembimbing  menjadi hal sangat  mendasar. Sekalipun  pada dasarnya sama dengan skripsi, tesis lebih dalam, tajam, dan dilakukan mandiri.

D. DISERTASI

disertasi  ialah  karangan  yang  diajukan  untuk  mencapai  gelar  doktor,  yaitu  gelar tertinggi  yang  diberikan  oleh  suatu  univesitas. Penulisan  desertasi  ini  di  bawah bimbingan  promotor  atau  dosen  yang  berpangkat profesor, dan isinya pembahasan masalah yang lebih kompleks dan lebih mendalam daripada persoalan dalam tesis.
Pencapaian gelar akademik tertinggi adalah predikat Doktor. Gelar Doktor (Ph.D) dimungkinkan  manakala  mahasiswa  (S3)  telah mempertahankan disertasi dihadapan Dewan Penguji Disertasi yang terdiri dari profesor atau Doktor dibidang masing-masing. Disertasi ditulis  berdasarkan  penemuan  (keilmuan)  orisinil  dimana  penulis  mengemukan  dalil yang dibuktikan berdasarkan data dan fakta valid dengan analisis terinci.
Disertasi atau Ph.D Thesis ditulis berdasarkan metodolologi penelitian yang mengandung filosofi keilmuan yang tinggi. Mahahisiswa (S3) harus mampu (tanpa bimbingan) menentukan masalah, berkemampuan berpikikir abstrak serta menyelesaikan masalah praktis. Disertasi memuat penemuan-penemuan baru, pandangan baru yang filosofis, tehnik atau metode  baru  tentang  sesuatu  sebagai  cerminan pengembangan ilmu yang dikaji dalam taraf yang tinggi.

Sumber: http://kegiatanmenulisdiperguruantinggi.blogspot.co.id