Senin, 18 Juli 2016

Resep Membuat Kue Bolu Panggang Empuk dan Lembut

Bahan :
  • 5 butir telur ayam
  • 100 gram tepung terigu serbaguna
  • 125 gram gula pasir
  • 1/2 sendok teh vanili bubuk
  • 1 sendok makan cake emulsifier ( SP/TBM )
  • 50 gr margarine ( dilelehkan )
  • 1/4 sendok teh baking powder
Cara Membuat Bolu Panggang :
  1. kocok telur, gula pasir dan cake emulsifier menggunakan mixer dengan kecepatan tinggi sampai mengembang pucat dan kental
  2. masukkan vanili bubuk, baking powder dan tepung terigu sedikit demi sediki, aduk sampai adonan tercampur rata
  3. tuang margarine yang sudah dilelehkan, aduk lagi sampai rata
  4. tuang adonan kedalam loyang ukuran 25 cm yang sudah dioles mentega dan ditaburi tepung terigu supaya tidak lengket
  5. panggang dalam oven selama 30 menit atau sampai matang dan berwarna kecoklatan
  6. keluarkan dari oven lalu bolu panggang siap disajikan

Resep Membuat Kue Cubit Super Empuk dan Lembut

Bahan-bahan
  • 100 gram gula pasir
  • 150 gram tepung terigu
  • 100 ml susu cair
  • 1 sendok teh baking powder
  • 1 sendok teh vanili
  • 2 butir telur ayam
  • Meises secukupnya
  • Keju cheddar secukupnya
Cara mudah membuat kue cubit
  1. Siapkan mangkok/ wadah berukuran agak besar, masukkan semua bahan kecuali meises dan keju cheddar, kemudian campur jadi satu. Untuk hasil yang lebih baik, tepung terigunya lebih baik diayak dulu.
  2. Setelah itu, aduk adonan hingga halus dan licin menggunakan whisk. Jika masih ada yang bergerindil pada adonan, silakan disaring.
  3. Tuangkan adonan ke dalam cetakan yang telah dipanaskan dan diolesi mentega sebelumnya, masak menggunakan api kecil, kemudian tutup cetakan.
  4. Setelah setengah matang, taburi dengan meises dan parutan keju diatasnya, kemudian masak kembali hingga matang. Jika sudah matang, angkat kuenya dan hidangkan selagi hangat.
Kue cubit ini so delicious bila dihidangkan dalam kondisi hangat. Dengan menggunakan resep ini, semoga anda berhasil membuat kue cubit dengan sempurna dan sesuai harapan anda.

Spaghetti Saus Carbonara

Spaghetti saus carbonnara, bisa diganti dengan fettuccine, macaroni, ataupun penne sesuai dengan selera.

Bahan-bahan

  1. 100 gram spaghetti la fonte matang al dente
  2. 150 ml susu UHT
  3. 1 butir kuning telur
  4. 1 sdt tepung terigu
  5. 1/4 buah bawang bombay
  6. 1 siung bawang putih
  7. 1/2 sdt merica bubuk
  8. 1/2 sdt pala bubuk
  9. 50 gr keju cheddar parut
  10. 1/2 sdt garam
  11. 4 buah udang
  12. 2 buah tomat cherry (sebagai pemanis)

Asyik Ngeblog dengan 7 Tips Ini

Kegiatan menulis di blog memang selalu menyenangkan. Saya sendiri mulai ngeblog sejak duduk di bangku kuliah, tapi hanya sekedar curhat dan bikin puisi. Blog lama pun sudah saya hapus. Akhirnya semenjak hamil anak ke 2 di awal tahun 2012, saya mulai aktif lagi ngeblog. Masih tentang curhatan dan menulis puisi. Seiring waktu berjalan, ilmu yang di dapatkan tentang ngeblog pun semakin banyak. Saya menjadi lebih suka menulis keuangan, resep memasak, dunia anak, hingga lingkungan. Blog yang saya miliki pun menjadi berkembang, dari 1 menjadi 3 blog. Bagi saya sendiri ngeblog itu bisa membuat hari-hari lebih berwarna dan tidak membosankan. Apalagi, kegiatan harian saya yang lebih banyak berhubungan dengan neraca dan perputaran kas, selalu membuat suntuk dan bosan. Dengan menulislah, hari-hari pun semakin mengasyikkan dan menyenangkan. Untuk menikmati waktu ngeblog, ada berbagai cara yang saya lakukan, salah satunya dengan memperhatikan kondisi badan, supaya ide ngeblog pun semakin lancar. Ada 7 tips ngeblog asyik ala saya sendiri, seperti: 1. Suasana ruangan untuk ngeblog harus di buat senyaman mungkin, dengan pencahayaan ruangan yang baik. Ini penting, karena mata saya sudah minus, dan kalau suasana tidak mendukung bisa membuat ide semain berlarian. 2. 30 menit sebelum ngeblog, bisa makan terlebih dahulu. Soalnya kalau lapar, ide yang sudah ada di otak saya suka hilang begitu saja. Siapkan juga air putih, dan buah-buahan, supaya nutrisi tetap terpenuhi dengan baik selama ngeblog. 3. Selama ngeblog, usahakan duduk dengan tegap, gunakan sadaran bantal untuk punggung, supaya kondisi tubuh tetap nyaman. 4. Buat kondisi badan serileks mungkin, dan setiap 30 menit istirahatkan sejenak otak kita, supaya ide tetap lancar. 5. Kalau ide sudah surut saat ngeblog, usahakan untuk mencari suasana baru. Bisa dengan ngeblog di luar rumah dengan suasan alam yang sejuk, memandangi pepohonan yang hijau, dan menikmati angin sejuk. Bagi saya sendiri ini semacam terapi otak, sehingga pikiran kembali fresh, dan ngeblog bisa jalan terus. 6. Mendengarkan musik, baca buku, hingga nonton drama favorit akan menambah ide menulis di blog. Biasanya seh saya nonton drama korea yang romantis dan seru, pasti deh ide selalu ngalir bagaikan air. 7. Istirahat yang cukup. Itulah 7 tips ngeblog yang asyik dan selalu saya lakukan. Karena ngeblog pakai hati yang tenang, pikiran yang damai, ide menulis pun selalu mengalir dengan baik. Sehingga kegiatan menulis di blog tidak pernah putus hingga kini. Setiap orang pastilah memiliki cara tersendiri dan berbeda dengan kita. Jadi, apapun yang membuat nyaman dalam ngeblog, selama itu membuat asyik diri kita sendiri, maka lakukanlah. Kalau terus melihat orang lain, tapi tidak membuat nyaman, percuma saja. Jadi, yuk ah ngeblog asyik dengan cara kita sendiri, untuk menemukan serunya menulis dengan hati. Niatkan juga menulis di blog untuk bisa berbagi dengan orang lain, sehingga tulisan pun bisa bermanfaat untuk pembaca.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/cinta627/asyik-ngeblog-dengan-7-tips-ini_578c24b23a7b61a80d670fca

Jakarta Kota Penuh Harapan (Palsu)

Hanya ada dua peristiwa yang mampu membuat orang luar kota datang berkunjung ke desa saya. Yang pertama, saat pesta demokrasi (baik Pemilu, Pileg, atau Pilkada) digelar, dimana para caleg dan calon Kepala Daerah tiba-tiba "ingat" kalau kami ada di peta (untuk selanjutnya dilupakan kembali, tentu). Dan yang kedua, saat Hari Raya Lebaran sudah dekat. Para perantau dari berbagai kota pulang ke kampung halamannya, tuk melepas rindu pada keluarga mereka. Tak terkecuali, para perantau dari Jakarta. Sebut saja namanya Mas Udin. Ia perantau dari ibukota, dan nampaknya lumayan sukses hidupnya (setidaknya, itu yang ingin ia tunjukkan). Rumah Mas Udin jaraknya sepelemparan kelereng jauhnya dari kediaman saya. Tak jarang juga, Mas Udin main-main ke rumah saya, sehabis Sholat Ied ditunaikan. Ia menggembar-gemborkan segala hal tentang ibukota. Mulai dari kehebatan gedung-gedung pencakar langit yang tingginya melebihi pohon beringin desa kami, kemegahan Istana Presiden (yang bila dibandingkan dengan keadaan balai desa, bagai langit dengan bumi), hingga enaknya hidup dan bekerja di Jakarta. Apalagi dengan segenap aksesoris bling-bling yang dikenakan Mas Udin, klopp sudah semua bualannya. Pantas saja banyak orang yang segera tertarik mendengar ceritanya. Maklum bung, warga disini lebih akrab dengan angon sapi daripada otak-atik HP canggih, lebih sering njebur kali daripada foto sambil haha-hihi. Mereka silau oleh motor bebek keluaran terbaru -yang cicilannya belum lunas- ataupun jam tangan mewah yang menempel di tangan Mas Udin. Sedangkan saya? Saya masih kecil kala itu. Dan zaman belum semaju sekarang. Saat itu, internet masih menjadi barang langka, selangka mencari mantu idaman berkriteria "ganteng-sholeh-mapan" yang diidam-idamkan ibu-ibu mertua. Saya mengenal Jakarta, berawal dari cerita orang yang pernah tinggal disana.

Pada akhirnya, banyak warga yang ikut Mas Udin merantau ke Jakarta. Beberapa rela menjual sawah, sapi, dan "ketenangan sebagai orang desa", demi menjemput asa menjadi orang kaya di ibukota. Hanya demi mendapati, bahwa ibukota tak seperti apa yang mereka harapkan. Pertama-tama, mereka sudah "disapa" oleh kesemrawutan bus-angkot serta para penumpang di terminal, tempat mereka turun. Masa orientasi berlanjut dengan kemacetan, yang sudah menjadi rutinitasnya menyambut para pendatang (secara, apa yang lebih identik dengan kota Jakarta selain kemacetan?). Keesokan harinya, kerja yang dijanjikan oleh para perantau senior (macam Mas Udin), ternyata terlampau berat kerjanya, dan terlampau sedikit upahnya. Sebulan kemudian, modal yang dibawa sudah semakin menipis. Disaat itu jugalah, banyak warga yang terkaget-kaget. Mas Udin -dan mungkin juga perantau lainnya- ternyata dililit utang yang tak sedikit, dikarenakan biaya hidup yang melampaui pemasukan. Segala kemewahan yang dipertunjukkan Mas Udin di desa, rupanya semu belaka. Para perantau junior, yang mempertaruhkan semua harta bendanya, tidak bisa tidak, kecewa dengan pilihan mereka sendiri. Para warga yang masih punya sedikit uang, akhirnya memilih untuk pulang, menyerah dan kembali ke desa. Warga yang sial, yang di kantungnya tak tersisa lagi uang, terpaksa mengambil pekerjaan apa saja yang tersedia. Mereka telah terjebak di Jakarta, kota yang memang penuh harapan (palsu). *** Saya terkejut membaca perkataan Pak Djarot, Wakil Gubernur DKI Jakarta, yang menyatakan bahwa ada 70 ribu lebih pendatang baru masuk ke Jakarta, pada tahun 2015. Bahkan, digadang-gadang tahun 2016 jumlahnya bakal meningkat 100 ribu orang. Angka yang fantastis! Mengapa? Karena pada Agustus 2015 saja, menurut data BPS Prov. DKI Jakarta, masih ada 368 ribu pengangguran. Dan bila 100 ribu orang perantau junior ini minim skill dan kompetensi, maka besar kemungkinan mereka-mereka ini bakal menjadi pengangguran baru. Imbasnya, tingkat kemiskinan yang bakal semakin tinggi, potensi munculnya konflik sosial, dan berbagai masalah lingkungan (seperti membuang sampah sembarangan) terus-menerus menjangkiti Jakarta. Sudah saatnya warga desa mengubah paradigma. Bahwa Jakarta bukanlah tempat yang penuh harapan seperti apa yang digembar-gemborkan orang. Tentu saja, pemerintah dapat mengambil peran untuk meminimalisir jumlah kaum urban yang datang. Pemerataan pembangunan, yang berimbas akan pemerataan kesejahteraan, diharapkan membuat warga desa nyaman tinggal di kampungnya, dan menahan diri untuk datang ke kota Jakarta, atau juga kota-kota lainnya di Indonesia.

sumber: http://www.kompasiana.com/eralddavid/awas-jakarta-kota-penuh-harapan-palsu_578a352f1f23bdd208327c5c

Vaksin Palsu, Contoh Tragis Akibat Budaya Perdagangan Indonesia yang Menyuburkan Barang Palsu

Indonesia adalah negara yang dikenal sebagai negara yang kaya dan subur sumber daya alamnya mulai dari pulau Sabang sampai tanah Merauke. Selama kurun waktu puluhan dekade, bangsa Indonesia mulai dari cendekiawan maupun pendiri bangsa ini boleh dikatakan adalah produk peniru kebudayaan asing atau penikmat produk luar negeri.
Kalau pendahulu atau nenek moyang, belum dapat diverifikasi bagaimana kebudayaan mereka tetapi beberapa manuskrip atau buku tulisan para peneliti asing sempat menuliskan bahwa kerajaan Sriwijaya pernah menguasai peradaban dan perdagangan di Asia dan Afrika. Hal ini bila menjadi kebenaran sejarah maka telah terjadi keterbelakangan peradaban bangsa, semoga tidak sepenuhnya terjadi.
Kembali kepada kekayaan dan kesuburan serta penikmat produk luar negeri. Tak dapat dipungkiri produk hulu hasil bumi Indonesia cenderung berujung pada nilai tukar menjadi uang. Kemudian uang tersebut berputar bukan pada menciptakan nilai tambah produk hulu tersebut namun barter dengan serbuan produk luar negeri mulai dari bahan baku manufaktur impor, mobil impor, film impor hingga pakaian dan tas impor serta beras dan garam impor. Indonesia menjadi subur dengan produk tersebut sehingga bangsa Indonesia lebih bangga memakainya juga budaya perdagangan lebih memihak atau lebih laku menjual produk embel-embel luar negeri dalam pasaran konsumen dalam negeri khususnya kota besar Jakarta atau wilayah Jabodetabek.
Budaya perdagangan produk luar negeri menghalalkan penjualan barang tiruan atau barang palsu atau tiruan. Contoh mudahnya bila kamu pergi ke pasar tradisional, penjual tas wanita bermerek luar negeri palsu atau kw yang memasang harga obral tergantung kwalitas palsu mulai sama tampilan hingga sama bahannya berharga puluhan ribu hingga ratusan ribu rupiah. Perhatikan juga lapak-lapak penjual piringan film atau CD dan DVD MP3 atau Film atau software komputer dalam dan luar negeri menjual hingar bingar dengan suara musik atau video guna memeriahkan riuh pasar.
Hal ini juga mudah kamu temukan pada pusat perbelanjaan modern entah itu plaza atau mal. Tak berhenti sampai di situ perbelanjaan lewat internet atau toko online pun marak dengan berjualan produk palsu tersebut. Dengan suburnya contoh perdagangan produk palsu mulai dari pasar fisik hingga pasar dunia maya padat dikunjungi dan dibeli oleh konsumen Indonesia.
Meski produk hukum atau undang-undang sudah diterbitkan untuk mengurangi kalau tak mau dikatakan memberantas peredaran dan perdagangan barang tiruan atau palsu. Begitu sering razia dan penangkapan para bandar atau pedagang palsu tersebut seolah-olah bukannya makin mereda malahan makin menggurita dan merajalela. Sedemikian subur dan jarang diproses secara hukum para pelaku dan jaringannya. Produk palsu yang terungkap kini tidak hanya pada pada varian tas, CD atau DVD, lembaran ijazah dan skripsi tapi seperti yang diungkap dalam investigasi media di televisi yakni obat-obatan palsu yang dijual toko-toko farmasi bahkan klinik yang kemudian dikonsumsi pasien sakit kritis.
 Kini baru saja terungkap aksi sindikat jaringan pembuat dan pengedar vaksin palsu untuk bayi sehat, generasi emas masa depan bangsa.Tragis, produk palsu yang berlabel Vaksin Palsu telah merusak masa depan generasi bangsa hanya demi mengeruk keuntungan pribadi dan golongan semata.Menurut pengakuan mulai 2003 operasi dan peredarannya, artinya sudah puluhan tahun sindikat melakukan promosi, pelicin dan perluasan jalur distribusi serta rekrutmen anggota. Bukan tak mungkin wilayah peredaran vaksin palsu tidak sebatas daerah Jabodetabek saja, kemungkinan telah menyebar ke seluruh daerah di Pulau Jawa perlu ditelusuri oleh pemerintah.
Seperti kisah perdagangan palsu populer seperti tas dan DVD,bilamana pemerintah tidak melakukan tindakan tegas dan antisipasi yang melekat dengan pengawasan kelompok masyarakat peduli atau kelompok masyarakat korban juga lembaga perlindungan konsumen maka niscaya akan terjadi perulangan berikutnya.
Korban vaksin palsu perlu dukungan moral dan bantuan memperbaiki kesehatan bayi yang terlanjur terasuki. Para pelaku usaha yang menghalalkan vaksin palsu tersebut tidak hanya sebatas produsen dan pengedar serta perantara seperti dokter dan perawat serta pegawai klinik atau Rumah Sakit (RS) saja tetapi sesuai peraturan perundangan pemilik dan manajemen rumah sakit yang mengizinkan praktek dokter dan perawat dan mempekerjakan pegawai terkait patut memberikan kompensasi dan ganti rugi yang sepadan kepada keluarga korban.
Vaksinasi ulang sebagai langkah positif pemerintah yang luar biasa merespon kejahatan atau kekerasan kepada balita. Patut mendapatkan respon positif dan dukungan dari seluruh jajaran masyarakat seperti pekan imunisasi nasional versi “darurat”.
Dokter dan perawat serta pihak RS seperti pada  umumnya berlindung pada UU Profesi yakni UU tentang Kesehatan (UU No.23 Tahun 1992), UU tentang Praktik Kedokteran (UU No.29 tahun 2004) dan UU tentang Rumah Sakit (UU No.44 Tahun 2009), kiranya Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) dan/atau Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI)  segera mengambil langkah tepat dan adil terhadap dokter dan tenaga kesehatan yang terlibat vaksin palsu. Pihak pemilik dan pengelola Rumah Sakit di seluruh Indonesia juga sepatutnya segera melakukan penyelidikan internal atau evaluasi terhadap produk vaksin atau farmasi lainnya serta tenaga kesehatan guna memastikan barang illegal dan pelanggaran profesi menginfeksi institusi atau usaha mereka.
Mengacu pada keterangan pihak keluarga korban di media massa patut diduga para dokter dan tenaga kesehatan pihak pegawai RS terkait telah secara sadar melakukan kelalaian yang merugikan balita dan bukan tidak mungkin kasus keterlibatan mereka dapat dilakukan penindakan secara perdata oleh keluarga korban atau kelompok masyarakat yang dirugikan dengan kekuatan produk hukum UU No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Keluarga korban tentunya ada yang bersikap emosional dengan mengacau di Rumah Sakit, namun sebaiknya emosi dapat diredam pada tingkat pribadi tanpa merusak atau merugikan orang lain. Tindakan pengrusakan dapat menempatkan posisi pelaku pengerusakan/ anarkis menjadi sejajar dengan pelaku pengedar vaksin palsu yang jahat. Sudah sepatutnya, keluarga korban dan masyarakat peduli untuk segera mengajukan tindakan hukum sehingga tragedi terhadap balita yang tak berdaya ini tidak berlangsung terus hingga puluhan tahun.
Kiranya pemerintah termasuk aparat penegak hukum dan pengadilan hingga mahkamah agung dapat mengusut tuntas dan mengadili para pelaku dan jaringan dengan seadil-adilnya. Semoga dengan tindakan yang ekstra serius dan masif ini, akan menjadi resolusi aksi terakhir peredaran vaksin palsu di Indonesia. Semoga produk palsu lainnya yang beredar subur dapat penanganan yang sama porsinya karena efeknya sama-sama merugikan meski tidak se-tragis vaksin palsu dimana keluarga atau orang tua bayar mahal (emas) untuk mendapatkan perlindungan "emas"  untuk generasi emasnya ternyata dapat "arang".
Turut berduka buat balita dan keluarga korban vaksin palsu, kiranya Tuhan menolong dan melimpahkan penyembuhan dan kesempurnaan bagi generasi emas Indonesia.

Salam hangat,
Jakarta, 18 Juli 2016

sumber : http://www.kompasiana.com/edrol70/vaksin-palsu-contoh-tragis-akibat-budaya-perdagangan-indonesia-yang-menyuburkan-barang-palsu_578c9079fe22bd3d0a44fbd5